Aspirasinusantara.id, Jakarta – Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Ima Mahdiah, menyatakan bahwa program sekolah swasta gratis di Jakarta tidak akan mengikuti aturan zonasi atau batasan usia seperti yang diterapkan di sekolah negeri. Program ini dirancang untuk membantu siswa dari keluarga tidak mampu yang tidak diterima di sekolah negeri.
“Tidak ada aturan zonasi dan batas usia di sekolah swasta gratis. Syaratnya, siswa tidak diterima di sekolah negeri dan terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS),” kata Ima di Jakarta, melansir anataranews, (9/11/2024).
Jika siswa tidak terdaftar dalam DTKS, mereka tetap bisa mendaftar dengan surat keterangan dari kelurahan setempat.
Ima juga menegaskan bahwa program sekolah swasta gratis ini difokuskan bagi siswa dari keluarga kurang mampu. Menurutnya, bantuan berupa kebutuhan sekolah seperti tas dan seragam hanya akan diberikan kepada siswa yang tergolong tidak mampu.
“Bagi siswa yang mampu, mereka tetap membayar. Program ini menyasar anak-anak yang benar-benar tidak mampu,” ujarnya.
Ima menambahkan bahwa program ini bertujuan untuk menjalankan prinsip keadilan sosial dengan memprioritaskan anak-anak dari keluarga yang kesulitan ekonomi.
Program yang direncanakan mulai berjalan pada Juli 2025 ini diharapkan dapat diimplementasikan tanpa diskriminasi di lingkungan sekolah.
Ima mengingatkan agar para guru tidak membedakan perlakuan terhadap siswa penerima program sekolah gratis dengan siswa yang membayar.
Baca Juga: Pemerintah Luncurkan Program Pemutihan Utang untuk Petani dan Nelayan
“Program ini bertujuan agar semua anak-anak bisa mendapat pendidikan yang layak. Jika ada guru yang memperlakukan siswa berbeda, sekolah harus menindak tegas hal tersebut,” tegas Ima.
Ia juga menyoroti tantangan yang dihadapi sekolah swasta yang sering kali berada dalam kondisi sulit secara ekonomi, sehingga profesionalisme guru dalam menjalankan program ini akan sangat penting.
Ima menutup pernyataannya dengan harapan bahwa program sekolah swasta gratis dapat berjalan dengan baik dan adil, serta menjadi solusi bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu untuk mendapatkan akses pendidikan yang memadai. (*)
