Kolaborasi UIN dan IBISRC Kukuhkan Indonesia di Peta Keilmuan Islam Global

Kolaborasi UIN dan IBISRC Kukuhkan Indonesia di Peta Keilmuan Islam Global
Kolaborasi UIN dan IBISRC Kukuhkan Indonesia di Peta Keilmuan Islam Global. (Foto: AN)

Jakarta, aspirasinusantara.id – Tradisi keilmuan Islam di Indonesia kembali menunjukkan tajinya di panggung global. Dalam forum internasional bertajuk International Colloquium on Islamic Scholarship (ICOIS) 2025, yang berlangsung pada Kamis, 3 Juli 2025, Indonesia tampil sebagai pusat perhatian dunia Islam kontemporer. Acara ini digagas melalui kerja sama antara Fakultas Ushuludin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Imam Bukhari International Scientific Research Center (IBISRC) dari Uzbekistan.

Dalam pidatonya, M. Arskal Salim GP, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, menyebut forum ini sebagai “momentum emas” untuk memperkuat diplomasi intelektual sekaligus membuka ruang kolaborasi lintas bangsa.

“Satu kalimat dalam keilmuan Islam bisa melahirkan banyak makna. Di situlah kekuatannya—hidup, fleksibel, dan terus berkembang,” ujar Arskal, menekankan pentingnya fleksibilitas dan semangat dialog dalam diskursus Islam global.

Ia juga mendorong berbagai pihak di ranah pendidikan Islam untuk memperluas kerja sama, mulai dari beasiswa, riset bersama, hingga program pertukaran pelajar antarnegara.

Uzbekistan: Dunia Harus Belajar dari Indonesia

Pujian datang dari tamu istimewa, Dr. Davron Maksudov dari Uzbekistan. Ia menyampaikan apresiasi atas peran aktif Indonesia dalam menjaga keragaman dan menjadikannya fondasi perdamaian sosial.

“Dunia harus belajar dari Indonesia. Kolaborasi lintas iman dan budaya itu mungkin, dan Indonesia telah membuktikannya,” tutur Maksudov.

Ia juga menyoroti pentingnya sinergi global, terutama di bidang kesehatan, ekonomi, dan pendidikan, yang menurutnya sejalan dengan semangat Islam sebagai rahmat bagi semesta.

Moderasi Beragama dan Misi Global Pendidikan Islam

Ajang ICOIS 2025 tak sekadar forum akademik. Bersamaan dengan gelaran Ma Wara’ Al-Nahar IndoFestive 2025, acara ini juga menghadirkan narasi sejarah panjang hubungan intelektual antara Asia Tengah dan Nusantara.

Dari diplomasi Presiden Soekarno dalam pelestarian makam Imam Bukhari, hingga jejak penyebaran Islam melalui Walisongo, rangkaian kegiatan ini menjadi pengingat betapa eratnya jaringan keilmuan Islam lintas abad dan lintas benua.

Di tengah kompleksitas dunia modern, forum ini memperkuat visi Kementerian Agama RI dalam menjadikan moderasi beragama dan pendidikan Islam berkualitas global sebagai agenda nyata. Indonesia, yang selama ini dikenal sebagai laboratorium harmoni, kembali menunjukkan dirinya sebagai rising star dalam diskursus Islam dunia.(*)